Pembelajaran PAI melalui Media
Radio/Audio
Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
“Pembelajaran PAI Berbasis TIK”
Disusun oleh: Kelompok VI/PAI.B
1.
Indah Nurmawati (210315059)
2.
Jihan Adiba (210315061)
3.
Liya Rizki Fadillah (210315058)
Dosen Pengampu:
Dawam Multazamy Rohmatulloh, S.TH.I., M.Hum
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM
NEGERI (IAIN)
PONOROGO
APRIL 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi informasi, sangatlah
berpengaruh terhadap penyusunan dan implementasi strategi pembelajaran. Melalui
kemajuan tersebut guru dapat dengan mudah menggunakan media sesuai dengan
kebutuhan dan tujuan pembelajaran.
Saat
melihat fakta di sekolah-sekolah terdengar bahwa pembelajaran yang ada dirasa
amat membosankan, tidak menarik, dan kurang efektif. Hal tersebut disebabkan
oleh kurangnya kreatif guru sebagai pengajar dalam media pembelajaran yang
lebih menyenangkan untuk di paparkan.
Kemudian
dalam proses belajar mengajar juga melibatkan tiga komponen yaitu pengirim
pesan (guru), penerima pesan (siswa), dan komponen pesan itu sendiri (materi).
Agar ketiga komponen diatas dapat
dilakukan secara menarik itu merupakan tugas pengajar untuk menyampaikan materi
dengan media pembelajaran. Contohnya melalui media audio untuk membuat
pengajaran yang menarik dan tidak membosankan dan agar dalam proses belajar
mengajar dapat dilakukan secara maksiamal. Oleh karena itu pemakalah tertarik
untuk membahas mengenai pembelajaran PAI melalui media radio/audio.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian media dan media
audio?
2. Apa saja macam-macam media audio?
3. Bagaimana karakteristik media audio dan
pemanfaatannya?
4. Apa saja kelebihan dan kelemahan media audio?
5. Bagaimana penggunaan media audio dalam
pembelajaran PAI?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Media dan Media Audio
Menurut
asal katanya, media berasal dari kata/bahasa latin dan merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara/pengantar. Media
adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar
pada diri siswa.[1]
Media
audio adalah segala macam bentuk media yang berkaitan dengan indera
pendengaran. Sehingga pesan yang disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang
auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa lisan) maupun non-verbal.[2]
Media
audio untuk pengajaran dimaksud sebagai bahan yang mengandung pesan dalam
bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan
peserta didik, sehingga terjadi proses pembelajaran yang efektif dan efisien.[3]
Media
audio merupakan media yang sangat fleksibel, relatif murah, praktis dan ringkas
serta mudah dibawa. Media ini dapat digunakan baik untuk keperluan belajar
berkelompok maupun individual. Dengan karakteristik yang dimilikinya, media
audio sangat efektif digunakan dalam beberapa bidang studi, seperti bahasa,
drama, pidato, musik, dan lain sebagainya.[4]
Penggunaan
media audio dalam pembelajaran dibatasi hanya oleh imajinasi
guru dan siswa. Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai
dari pengantar atau pembukaan ketika
memperkenalkan topik bahasan sampai
kepada evaluasi hasil belajar siswa. Penggunaan media audio sangat mendukung
sistem pembelajaran tuntas (mastery learning). Siswa yang belajarnya
lamban dapat memutar kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum
dikuasainya. Di lain pihak, siswa yang dapat belajar dengan cepat bisa maju
terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
Bahan-bahan
pelajaran yang telah direkam telah banyak tersedia untuk berbagai bidang ilmu.
Misalnya, rekaman suara berbagai jenis alat musik dapat
digunakan untuk bercerita kepada anak-anak, bermain, melakonkan cerita,
nyanyian, dan lain-lain. [5]
B. Macam-Macam Media Audio
Jenis
alat yang dikategorikan dalam media audio, yaitu:
1. Radio
Radio
merupakan media elektronik yang dapat menangkap suara dan gelombang tertentu,
hingga informasi komunikasi dapat terjangkau oleh masyarakat dan mempunyai
nilai praktis edukatif, secara formal ataupun non formal.[6]
Dalam
konteks pembelajaran, radio lebih menonjolkan pada siaran radio (broadcast).
Program radio yang telah lama digunakan sebagai siaran pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran pada beberapa lembaga pendidikan jarak jauh.
Fungsi radio adalah menyampaikan pesan bahan pelajaran yang dapat didengar oleh
pendengar.[7]
Kelebihan
radio:
a.
Harganya
relatif murah dan variasi programnya lebih banyak dari TV.
b. Mudah dipindahkan.
c. Program radio dapat direkam dan diputar
lagi sesuka pemakai.
d. Program radio dapat mengembangkan daya
imajinasi.
e. Media radio dapat merangsang partisipasi
pendengar aktif.
f. Radio dapat memusatkan perhatian
pembelajar pada kata-kata yang digunakan.
g. Siaran lewat radio cocok digunakan dalam
pembelajaran musik, bahasa, Al-Qur’an, pidato, dan sebagainya.
h. Dengan program radio, dapat mengatasi
keterbatasan ruang dan waktu serta daya jangkauannya cukup luas.[8]
Kekurangan
radio:
a. Tidak mampu menciptakan interaksi secara
spontan.
b. Pendengar tidak dapat dikontrol
keaktifannya.
c. Siaran mudah terganggu oleh cuaca/
gelombang lainnya.
d. Rendahnya kemampuan memindahkan
pesan-pesan yang sifatnya rumit, sebab daya tangkap pendengaran manusia lebih
rendah dibanding dengan penglihatannya.
e. Feedback dari pendengar tak ada
(tertunda).[9]
f. Sifat komunikasi radio hanya satu arah (one
way comunication). Di sini hanya ada yang memberi dan menerima. Radio
adalah pihak yang memberi sedangkan audien adalah pihak yang menerima. Kalau
terjadi sesuatu yang tidak jelas dari materi yang disampaikan, maka anak didik
tidak mungkin menanyakan langsung kepada pembawa acara, karena pada radio hanya
ada satu jalur komunikasi. Sesuatu yang belum jelas itu hanya dapat ditanyakan
pada guru yang menangani masalah tersebut.
g. Program radio telah disentralisir,
sehingga guru kurang dapat mempersiapkan diri bersama anak didik secara baik.
Pengaturan jadwal pelajaran dengan jadwal lainnya sering terjadi problem.
Integrasi siaran radio dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas sering
menimbulkan kesulitan, disebabkan pengaturan jadwal yang kurang tepat, atau
belum terjalin komunikasi antara pembuat program dengan guru-guru di kelas.[10]
2. Audio Kaset
Audio
kaset berupa pita magnetis yang dapat menghasilkan suara jika diputar dengan tape
recorder. Penggunaan audio kaset untuk kepentingan pembelajaran belum memasyarakat
secara maksimal. Sebenarnya, audio kaset cukup efektif dan efisien untuk
dimanfaatkan dalam proses pembelajaran di kelas untuk keterampilan mendengar.
Penggunaan
audio kaset dalam penyampaian materi pembelajaran harus disesuaikan dengan
tuntutan kerikulum, tujuan pembelajaran, metode, dan kondisi pembelajaran.
Audio kaset sangat cocok digunakan pada pembelajaran pengucapan (pronounciation),
dan keterampilan mendengar (listening skill).[11]
Cara
merekam suara, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Sebelum merekam, pita diguling terlebih dahulu ke dalam
kumparan pertama (kumparan penyalur),
b. Untuk merekam suara,
motor penggerak harus dihidupkan,
c. Dalam perjalanan dari kumparan penyalur
ke kumparan penerima, pita dapat menyentuh puting penghapus untuk menghapus
lama,
d. Setelah melewati puting penghapus, pita
berputar sambil menyentuh puting perekam sehingga suara tersebut direkam pada
pita.
Untuk
kepentingan sekolah dapat direkam hal-hal sebagai berikut: Komando hitungan
seperti satu, dua, tiga, bisa digunakan untuk pelajaran senam, latihan mengucapkan kata-kata untuk
bahasa asing, latihan
membaca untuk pelajaran bahasa
asing, pelajaran mengarang
dimana hasil karangan murid yang baik direkam, pembacaan puisi, sandiwara, menyanyi, menari, diskusi, mengiringi slide dengan
memberikan ulasan dan komentar dari isi slide tersebut.[12]
Kelebihan
audio kaset:
a. Tujuan kognitif, audio kaset dapat
digunakan untuk mengajar pengenalan suara suatu objek belajar.
b. Tujuan psikomotorik, audio kaset dapat
digunakan untuk mengajar keterampilan verbal.
c. Materi pelajaran sudah terpaket
sedemikian rupa sehingga mudah direproduksi.
d. Pengadaan relatif mudah, terutama
jika dibandingkan dengan media audiovisual.
e. Dapat diisi dengan pengajaran
berprogram, sehingga dapat digunakan untuk belajar mandiri.
f. Dapat memotivasi suasana belajar, karena
dapat dilengkapi dengan unsur musik.
g. Praktis penggunaannya, terutama sifatnya
yang mudah digunakan dan dapat diputar kembali.[13]
h. Dengan menggunakan kaset, guru dapat
mempersiapkan terlebih dahulu dengan baik. Guru dapat memeriksa apakah suara
dalam kaset itu masih baik atau tidak baik, dan apakah isi program yang
disajikan sesuai dengan materi.
i. Dengan kaset, guru dapat memutar kembali
program yang telah disampaikan, sehingga materi tersebut menjadi jelas. Guru
dapat pula menghentikannya kapan diperlukan.
j. Melalui tape recorder mata pelajaran
dapat disajikan di luar kelas, misalnya, merekam sesuatu yang akan dibahas
dalam materi peajaran yang akan disampaikan.
k. Kaset dapat menimbulkan banyak kaegiatan.
Anak didik diminta untuk mendengarkan dengan seksama dan mencatat sesuatau yang
penting.
l. Kaset sangat efisien untuk mengajarkan
bahasa dan dapat digunakan di
laboratorium bahasa karena sangat membantu proses tercapainya tujuan pendidikan
dan pengajaran.
m. Kaset yang tidak dipergunakan lagi dapat
dihapus dan diisi dengan program lainnya.[14]
Kekurangan
audio kaset:
a. Daya jangkauannya terbatas.
b. Apabila diperuntukkan untuk jangkauan
luas, pengadaan mahal.
c. Kurang efektif untuk materi pelajaran
yang mempunyai kadar kesukaran tinggi, seperti matematika, kimia, dan fisika.
d. Audio kaset lebih mudah menciptakan
suasana jenuh dan membosankan.[15]
3.
Tape Recorder
Tape recorder
pada saat ini bukan barang mewah lagi. Alat
ini sangat serasi digunakan dalam pelajaran bahasa. Laboratorium bahasa
menggunakan tape recorder. Keuntungannya antara lain:
a.
Murid dapat
mendengarkan kembali apa yang diucapkan atau dibacanya agar dapat memperbaiki
kesalahan-kesalahan.
b.
Dengan tape
recorder dapat diketahui kemajuan anak dalam aspek-aspek bahasa seperti lafal,
kelancaran berbicara susunan kalimat dan sebagainya bila dibandingkan kemampuan
anak sebelum dan sesudahnya.
c.
Tape recorder
dapat digunakan dalam interview atau untuk merekam pelajaran atau ceramah orang
ahli, dan lain-lain.
d.
Untuk
pelajaran seni suara tape recorder mempunyai banyak kegunaan.[16]
4. Laboratorium bahasa
Laboratorium
bahasa, dikategorikan sebagai media audio karena media ini menggunakan
seperangkat alat-alat audio berupa tape recorder dan pita kaset yang
disalurkan melalui kabel pada headphone. Laboratorium bahasa merupakan
alat untuk melatih peserta didik mendengar dan berbicara dalam bahasa asing
dengan cara menyajikan materi pembelajaran yang sudah disiapkan. Media yang
dipakai adalah alat perekam.[17]
C. Karakteristik Media Audio dan Pemanfaatannya
Karakteristik
media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterampilan
yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan, diantaranya:
1.
Pemusatan
perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian. Contoh: siswa ditugasi untuk
menghitung kata-kata tertentu dari apa yang terungkap dalam suatu paragraf yang
dia dengar.
2.
Mengikuti
pengarahan. Contoh: siswa mendengarkan suatu pernyataan singkat dan siswa harus
menandai satu pernyataan yang paling cocok dari beberapa pernyataan pilihan
jawaban.
3.
Digunakan
untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar. Contoh: siswa
mendengarkan satu kalimat kemudian mereka menirukannya.
4.
Perolehan
arti dari suatu konteks. Contoh: siswa harus menyempurnakan kalimat yang
terdiri atas beberapa kata yang artinya bisa jelas setelah menyempurnakan
kalimat itu dalam suatu konteks tertentu.
5.
Memisahkan
kata atau informasi yang relevan dan yang tidak relevan. Contoh: siswa
mendengarkan suatu paragraf yang di
dalamnya
terdapat kata-kata atau informasi yang tidak relevan. Kata-kata yang biasanya
dipakai adalah mempunyai bunyi hampir bersamaan dengan kata yang mempunyai
konteks yang benar.
6.
Mengingat
dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari cerita yang mereka dengar.
Contoh: siswa mendengarkan suatu cerita pendek, dan siswa mengungkapkannya
kembali setelah selesai mendengarkan cerita tersebut.[18]
Pemanfaatan
media audio dalam pembelajaran diantaranya adalah:
1.
Audio
card instrucsion. Pengajaran melalui suatu karti bergambar atau
tulisan yang apabila dimasukkan kepada alat player-nya akan terdengar
suara yang mengiringi gambar atau tulisan tersebut.
2.
Pengajaran
dengan menggunakan satu recorder bagi suatu kelompok kecil. Instalasi
dalam sistem ini biasanya berupa satu record-player yang output-nya
dihubungkan dengan beberapa headphone.
3.
Pengajaran
untuk belajar mandiri. Bentuk ini biasanya dilakukan dalam suatu carrel atau
kotak. Tiap kotak diperuntukkan bagi seorang siswa dan diperlengkapi dengan
satu record-player dan satu headphone.
4.
Pengajaran
untuk keperluan tutorial. Materinya bisa dipergunakan secara perorangan atau
secara kelompok.
5.
Rekaman
sebagai alat evaluasi, yang mana kegiatan evaluasi yang harus merespon terhadap
stimulus atau pertanyaan yang telah direkam terlebih dahulu, dan kegiatan
evaluasi yang jawabannya atau hasilnya merupakan hasil rekaman masing-masing.[19]
D. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio
1.
Kelebihan media audio
a.
Materi pelajaran sudah tetap.
b.
Dengan berbagai teknik perekaman audio, bentuk-bentuk pengajaran
terprogram dapat digunakan untuk pengajaran mandiri, memungkinkan setiap siswa
belajar sesuai dengan kecepatan masing-masing, memberikan penguatan dan
pengetahuan dengan penampilan langsung.
c.
Suasana dan perilaku siswa dapat dipengaruhi melalui penggunaan
musik latar belakang dan efek suara.
d.
Harga murah dan variasi program lebih banyak.
e.
Sifatnya mudah untuk dipindah.
f.
Dapat merangsang partisipasi aktif pendengar siswa, serta dapat
mengembangkan daya imajinasi seperti menulis,menggambar dan lain sebagainya.
g. Untuk program pengajaran mandiri yang
canggih.[20]
2. Kelemahan media audio
a. Memerlukan suatu pemusatan penegertian
pada suatu pengalaman yang tetap dan tertentu, sehingga pengertiannya harus
didapat dengan cara belajar yang khusus.
b. Media audio yang menampilkan simbol
digit dan analog dalam bentuk auditif adalah abstrak, sehingga pada hal-hal
tertentu memerlukan bantuan pengalaman visual.
c. Karena abstrak, tingkatan pengertiannya
hanya bisa dikontrol melalui tingkatan penguasaan perbendaharaan kata-kata atau
bahasa serta susunan kalimat.
d. Media ini hanya akan mampu melayani
secara baik bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
e. Penampilan melalui ungkapan perasaan
atau simbol analog lainnya dalam bentuk suara harus disertai dengan
perbendaharaan pengalaman analog tersebut pada peserta didik.[21]
E. Penggunaan Media Audio dalam Pembelajaran
PAI
Beberapa alternatif sajian bahan program media audio antara lain:
1.
Talkshow dan diskusi. Program talkshow dan diskusi dapat dibuat
menjadi program audio yakni dengan cara merekamnya.
2.
Drama dan sandiwara. Drama dan sandiwara audio banyak terdengar
pada program radio yang biasanya berseri atau berepisode.
3.
Bercerita. Program cerita audio biasanya dibuat oleh seseorang yang
memiliki talenta atau kemampuan yang multisuara seperti dalang.
4.
Model. Yang dimaksud dengan model adalah materi program ini
diharapkan dapat ditiru oleh pendengarnya (siswa).
5.
Musik dan lagu. Lagu-lagu yang mengandung pesan pendidikan, musik
untuk mengiringi slide serta efek suara atau simbol audio non verbal lainnya.[22]
Berdasarkan penjelasan diatas maka penerapan media audio pada
pembelajaran PAI dengan talkshow dan diskusi adalah dengan memilih 2 sampai 3 orang
sebagai narasumber dan 1 sebagai moderator yang dapat dipilih dari siswa dan
guru atau orang ahli dibidang yang akan dibahas dengan durasi 15 sampai 20
menit. Karena program talkshow dan diskusi audio berguna untuk memahami sebuah
pengertian konsep maka cocok untuk mapel keadilan Tuhan, demokrasi menurut
Islam, zakat, dan semua mapel yang membutuhkan pengertian konsep baik itu fiqih,
aqidah akhlak, qur’an hadis, serta SKI.
Sajian drama dan sandiwara audio misalkan guru mengambil tokoh
utama dan sampingan dari para siswa yang disesuaikan dengan vokal yang
dibutuhkan. Durasi 15 sampai 30 menit sementara mapel yang sesuai dengan drama
adalah SKI serta tema yang
berhubungan dengan kehidupan mayarakat karena program drama dan sandiwara audio memberi manfaat bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah.
berhubungan dengan kehidupan mayarakat karena program drama dan sandiwara audio memberi manfaat bagi siswa pada pemahaman peristiwa-peristiwa sejarah.
Program bercerita audio dapat dilakukan dengan guru mengambil tema
dari karangan siwa atau sumber lain, durasi yang diperlukan 15 sampai 20 menit.
Karena sifatnya yang umum maka program ini cocok pada semua mapel PAI baik itu
fiqh, aqidah akhlak, qur’an hadis, dan SKI.
Model audio untuk latihan mengucapkan kata-kata dan membaca
pelajaran bahasa arab, membaca al-Qur’an mulai dari pengenalan huruf hijaiyah
hingga membaca al-Qur’an sesuai kaidah tajwid. Sedangkan musik dan lagu dapat
diterapkan pada semua mapel sebagai pengiringnya.[23]
BAB III
KESIMPULAN
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan:
1. Media adalah segala sesuatu yang digunakan
sebagai perantara dalam menyampaikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan. Sedangkan media audio adalah segala macam bentuk
media yang berkaitan dengan indera pendengaran. Sehingga pesan yang disampaikan
dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal (kata-kata atau bahasa
lisan) maupun non-verbal.
2.
Macam-macam
media audio diantaranya radio, audio kaset, tape recorder dan laboratorium
bahasa.
3. Karakteristik media audio dan
pemanfaatannya yaitu: pemusatan perhatian dan mempertahankan pemusatan
perhatian, mengikuti pengarahan, digunakan
untuk melatih daya analisis siswa dari apa yang mereka dengar, perolehan arti
dari suatu konteks, memisahkan kata atau informasi yang relevan dan yang tidak
relevan, serta mengingat dan mengemukakan kembali ide atau bagian-bagian dari
cerita yang mereka dengar.
4. Setiap media audio memiliki kelebihan,
salah satunya memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis dan kelemahannya media ini hanya akan mampu melayani secara baik
bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.
5. Penggunaan media audio dalam
pembelajaran PAI dapat disajikan dalam bentuk: talkshow dan diskusi, drama dan sandiwara, bercerita, dan model,
serta musik dan lagu.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, Ronald. Pemilihan dan Pengembangan
Media untuk Pembelajaran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1994.
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2011.
Asnawir dan M. Basyirudin Usman. Media Pembelajaran. Jakarta Selatan:
Ciputat Pers, 2002.
Hermawan, Asep. Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Munadi, Yudi. Media Pembelajaran: Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung Persada Press, 2010.
Nasution,
S.. Teknologi
Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2010.
Rohani,
Ahmad. Media
Instruksional Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997.
Sanaky, Hujair AH. Media Pembelajaran
Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara, 2015.
Soeharto, Karti dkk.. Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Surabaya Intellectual Club, 1995.
Sudjana, Nana
dan Ahmad Rivai. Media
Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo, 2011.
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo. Teknologi
Komunikasi dan Informasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010.
[1] Karti Soeharto, dkk., Teknologi
Pembelajaran (Surabaya: Surabaya Intellectual Club, 1995), 98-99.
[2] Hujair AH
Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif (Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara, 2015), 106.
[3] Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2011), 129.
[4] Hamzah B. Uno
dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 133.
[6] Ahmad Rohani, Media
Instruksional Edukatif (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), 86.
[7] Hujair AH
Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, 109-110.
[8] Hujair AH
Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, 110-111.
[9] Ahmad Rohani, Media
Instruksional Edukatif, 95.
[10] Asnawir dan M. Basyirudin Usman, Media
Pembelajaran (Jakarta Selatan: Ciputat Pers, 2002), 85-86.
[16] S.
Nasution, Teknologi Pendidikan (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), 105.
[17] Hujair AH
Sanaky, Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif, 112.
[18] Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 130.
[20] Ronald Anderson, Pemilihan dan Pengembangan Media untuk Pembelajaran (Jakarta:
PT RajaGrafindo Persada, 1994), 130-131.
[21] Nana Sudjana
dan Ahmad Rivai, Media Pengajaran, 131.
[22] Yudi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2010), 67-68.