Ayat Al-Qur’an tentang Kelestaria Alam
1.
Q.S Ar-Rum ayat 41-42
ظَهَرَ
ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم
بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ
فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ
٤٢
Artinya: “Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: “adakanlah perjalanan dimuka bumi
dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang terdahulu”. Kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).”
Kandungan
Ayat:
Dalam ayat
diatas, Allah menjelaskan bahwa kerusakan yang terjadi dimuka bumi ini, bai di
laut maupupn di darat pada dasarnya adalah akibat ulah perbuatan manusia yang
serakah dalam mengeksploitasi alam. Keserakahan dan perlakuan buruk manusia
terhadap alam akan beraikbat memunculkan bencana alam yang dapat menyengsarakan
umat manusia secara luas. Tanah longsor, kekeringan, banjir, pencemaran air dan
udara merupakan akibat dari perbuatan manusia yang serakah. Misalnya penebangan
hutan yangm liar, penggunaan bahan kimia yang dapat mencemari udara dan
atmosfir.
Diayat 42
Allah SWT memerintahkan kita untuk belajar dari sejarah, dengan memperhatikan
kesudahan orang-orang terdahulu, kebanyakan dari mereka mendapatkan azab dari
Allah karena perbuatan mereka sendiri yang ingkar dan menyekutukan Allah. iini
berarti kita diperintahkan untuk belajar dari pengalaman, agar kita tidak
menjadi orang yang ingkar terhadap Allah dan menjadi orang yang mau beribadah
kepada-Nya. Berikut perilaku yang menunjukkan menjaga kelestarian lingkungan
hidup:
a.
Menjaga kelestarian lingkungan
dengan cara tidak menebang hutan secara liar, membunuh binatang-binatang
langka, dan membuang sampah disembarang tempat.
b.
Menyadari bahaya rusaknya
lingkungan bagi kehidupan manusia. Bahaya yang ditimbulkan dari penebangan liar
oleh para penguasa kayu nakal adalah banyaknya orang yang terkena musibah
banjir yang disebabkan hutan tidak mampu lagi menahan air hujan. Selain itu,
akibat membuang sampah disungai, lambat laun sungai akan menjadi dangkal dan air
akan meluap pada musim hujan, maka terjadilah banjir bandang yang akan menimpa
rumah penduduk.
c.
Mengambil pelajaran dari umat-umat
terdahulu yang dibinasakan Allah SWT karena mereka merusak lingkungan.[1]
2.
Q.S Surat Al-A’raf ayat 56-58
وَلَا
تُفۡسِدُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ بَعۡدَ إِصۡلَٰحِهَا وَٱدۡعُوهُ خَوۡفٗا وَطَمَعًاۚ إِنَّ
رَحۡمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٞ مِّنَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ٥٦ وَهُوَ ٱلَّذِي يُرۡسِلُ ٱلرِّيَٰحَ
بُشۡرَۢا بَيۡنَ يَدَيۡ رَحۡمَتِهِۦۖ حَتَّىٰٓ إِذَآ أَقَلَّتۡ سَحَابٗا ثِقَالٗا
سُقۡنَٰهُ لِبَلَدٖ مَّيِّتٖ فَأَنزَلۡنَا بِهِ ٱلۡمَآءَ فَأَخۡرَجۡنَا بِهِۦ مِن
كُلِّ ٱلثَّمَرَٰتِۚ كَذَٰلِكَ نُخۡرِجُ ٱلۡمَوۡتَىٰ لَعَلَّكُمۡ تَذَكَّرُونَ ٥٧ وَٱلۡبَلَدُ
ٱلطَّيِّبُ يَخۡرُجُ نَبَاتُهُۥ بِإِذۡنِ رَبِّهِۦۖ وَٱلَّذِي خَبُثَ لَا يَخۡرُجُ
إِلَّا نَكِدٗاۚ كَذَٰلِكَ نُصَرِّفُ ٱلۡأٓيَٰتِ لِقَوۡمٖ يَشۡكُرُونَ ٥٨
Artinya:
(56) Dan janganlah kamu membuat
kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo’alah
kepada-Nya. Dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah dekat kepada orang-orang yang berbuat
baik.
(57) Dan Dialah yang meniupkan
angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan),
hingga apabila angina itu telah membawa awan mendung, kami halau ke suatu
daerah yang tandus, lalu kami turunkan hujan di daerah itu, maka kami keluarkan
dengan sebab hujan itu berbagai macam buah-buahan. Seperti itulah kami
membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil
pelajaran.
(58) Dan tanah yang baik,
tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah, dan tanah yang tidak
subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah kami mengulangi
tanda-tanda kebesaran (kami) bagi orang-orang yang bersyukur.[2]
Kandungan
surat Al-A’raf ayat 56-58:
a.
Larangan berbuat kerusakan di bumi
karena seharusnya manusia memakmurkan dan memanfaatkannya dengan baik.
b.
Setelah ada kerusakan, Allah SWT.
selalu memperbaikinya. Oleh sebab itu, manusia dilarang untuk merusaknya.
c.
Manusia diperintahkan untuk berdo’a
dengan rasa takut jika do’anya tidak akan terkabul dan harus berharap penuh
bahwa do’anya akan dikabulkan.
d.
Allah SWT. sangat dekat dengan
orang-orang yang berbuat baik.
e.
Allah SWT. yang meniupkan angin dan
membawa awan sehingga turun hujan.
f.
Perumpamaan terhadap kekuasaan
Allah SWT. dalam menghidupkan orang mati adalah seperti menurunkan hujan
kemudian tumbuhlah berbagai macam tumbuhan dan buah-buahan.
g.
Kekuasaan Allah SWT. menghidupkan
tanah yang tandus menjadi subur dan tumbuhan menjadi hidup atau mati semuanya
atas izin Allah SWT.
h.
Sama halnya Allah SWT. menghidupkan
orang yang telah mati. Itu semua karena izin Allah SWT.
i.
Semua tanda-tanda kekuasaan Allah
SWT. tersebut, diperuntukkan bagi orang-orang yang bersyukur.
Beberapa
perilaku yang tercermin dari surat Al-A’raf ayat 56-58:
a.
Memanfaatkan bumi untuk kepentingan
manusia, misalnya dengan mengolah sumber daya alam atau potensi alam yang
dimiliki oleh bumi.
b.
Tidak merusak atau mengubah tatanan
yang ada di alam karena semua sudah ditata dengan rapi oleh Allah SWT.
c.
Selalu berdo’a kepada Allah SWT.
untuk meminta rahmatnya agar digolongkan ke dalam orang-orang yang bersyukur.
d.
Tidak sombong kepada Allah SWT.
karena Dia yang berkuasa atas segala hal seperti kuasa Allah SWT. menghidupkan
kembali orang-orang yang telah meninggal.
e.
Merawat tumbuhan dan buah-buahan.
Karena semua itu Allah ciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.[3]
3.
Q.S Al-Baqarah ayat 204-206
وَمِنَ
ٱلنَّاسِ مَن يُعۡجِبُكَ قَوۡلُهُۥ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيُشۡهِدُ ٱللَّهَ
عَلَىٰ مَا فِي قَلۡبِهِۦ وَهُوَ أَلَدُّ ٱلۡخِصَامِ ٢٠٤ وَإِذَا تَوَلَّىٰ سَعَىٰ
فِي ٱلۡأَرۡضِ لِيُفۡسِدَ فِيهَا وَيُهۡلِكَ ٱلۡحَرۡثَ وَٱلنَّسۡلَۚ وَٱللَّهُ لَا
يُحِبُّ ٱلۡفَسَادَ ٢٠٥ وَإِذَا قِيلَ لَهُ ٱتَّقِ ٱللَّهَ أَخَذَتۡهُ ٱلۡعِزَّةُ بِٱلۡإِثۡمِۚ
فَحَسۡبُهُۥ جَهَنَّمُۖ وَلَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ٢٠٦
Artinya:
(204) dan diantara manusia ada
orang yang ucapannya tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan
dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya, padahal ia adalah
penantang yang paling keras.
(205) dan apabila ia berpaling
(dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan
merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan.
(206) dan apabila dikatakan
kepadanya: “bertakwalah kepada Allah”, bangkitlah kesombongannya yang
menyebabkannya berbuat dosa. Maka cukuplah (balasannya) neraka jahannam. Dan
sungguh neraka jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya.
Kandungan
ayat:
Dalam ayat
204-206 surat Al-Baqarah Allah menjelaskan sifat-sifat orang munafik dan
tindakannya di muka bumi. Informasi yang disampaikan Al-Qur’an bahwa ada
sebagian dari manusia yang kata-kata dan ucapannya tentang kehidupan dunia
menarik sekali, sehingga banyak orang yang terpedaya. Ia pintar dan pandai
menyusun kata-kata dengan gaya yang menawan ia senantiasa tersenyum
memperlihatkan kesungguhannya, malah ia berani bersumpah mengucapkan “demi
Allah” untuk dapat meyakinkan bahwa apa yang diucapkannya itu seakan-akan benar
dari lubuk hatinya dan bukanlah hal yang dibuat-buat, padahal ia adalah musuh
besar dan selalu menentang agama Islam.
Golongan
manusia semacam ini, apabila ia telah berlalu dan meninggalkan orang yang
ditipunya itu, ia melaksanakan tujuan yang sebenarnya. Ia melakukan kerusakan
dimuka bumi. Hutan-hutan digunduli, lingkungan dicemari, buah-buahan dan
binatang ternak dimusnahkan. Apalagi kalau mereka datang berkuasa, dimana-mana
mereka berbuat sesuka hatinya. Sifat-sifat semacam ini jelas tidak disukai oleh
Allah sedikitpun. Orang-orang yang munafik yang rela mengorbankan segalanya
semata-mata untuk meraih keuntungan duniawi.[4]
Sumber:
Cahyo, et.
all.. Al-Qur’an Hadist Madrasah Aliyah Kelas XII. Bandung: Citra
Pustaka, tt.
[1] Cahyo, et. all., Al-Qur’an Hadist Madrasah
Aliyah Kelas XII (Bandung: Citra Pustaka, tt), 37-38.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar